Jumat, 22 September 2023




Proses pembelajaran sejatinya menurut penulis merupakan sarana bertukar pendapat berinteraksi antara guru dan peserta didik, saling mengasihi, berbagi dan berkolaborasi sehingga menimbulkan kelas yang nyaman, aman, dan menyenangkan bagi guru dan peserta didik.

Sebelum memahami kurikulum merdeka, Penulis menyadari disaat pembelajaran di kelas masih menyamaratakan kemampuan peserta didik dalam memahami suatu materi, masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi dan hasil tanpa melihat prosesnya dengan demikian proses berpikir peserta didik masih dalam level mengingat, memahami dan aplikasi. Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran dan mengajak siswa keluar atau belajar di luar kelas untuk melakukan praktikum pengamatan dan pengukuran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak terlihat tidak ceria. Penulis juga melakukan dialog dengan peserta didik saat di kelas bahwa peserta didik menyampaikan mereka tidak suka dengan pembelajaran yang selalu menggunakan metode ceramah, peserta didik menginginkan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak menegangkan serta tidak suka banyak penugasan (Pekerjaan Rumah) setiap mata pelajaran. Sebagian peserta didik mengaku jenuh dan terbebani dengan tugas-tugas yang bersifat teoritis hanya menyalin dari buku teks. Dari permasalahan tersebut penulis merefleksikan apa ini juga penyebab peserta didik tidak suka dengan pelajaran matematika, karena pelajaran matematika itu dianggap sulit dan cara pembelajarannya tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Semenjak diluncurkannya kurikulum merdeka membuat penulis merasa penasaran dengan kurikulum merdeka sehingga penulis banyak belajar dan mencari referensi berkaitan dengan kurikulum merdeka. Pada tahun ini di sekolah tempat penulis bertugas baru menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka, dengan memahami apa yang telah dipelajari mengenai kurikulum merdeka terlebih khusus berkaitan langsung dengan guru adalah tentang pembelajarannya yaitu pembelajaran berdiferensiasi.

Setelah memahami pembelajaran berdiferensiasi penulis mencoba menerapkan pembelajaran-pembelajaran yang memfasilitasi kebutuhan peserta didik dengan mencoba pembelajaran yang menyenangkan di setiap pertemuannya, karena penulis meyakini berawal dari pembelajaran yang menyenangkan dapat mengubah mindset peserta didik tentang pembelajaran matematika yang sulit menjadi mudah dan mengasyikkan. Dalam praktik baik ini penulis mencoba membuat pembelajaran yang menyenangkan dengan melakukan kombinasi pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas dengan berbagai lokasi yang disinggahi untuk menuju ke lokasi terakhir, ide ini terinspirasi dari ‘warahan’.

“Warahan adalah sastra tutur yang disampaikan oleh satu orang yang awalnya tidak disertai musik. Dalam perkembangannya warahan diiringi alat musik tradisional yang disebut gambus lunik. Warahan berasal dari wakha yang dalam bahasa Lampung berarti cerita atau berita”. warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=334 (diakses pada 14 september 2023.

Warahan yang menginspirasi dari praktik baik ini adalah cerita tentang Sultan Domas, dimana Sultan Domas mendapat mimpi untuk berpindah tempat menuju tempat yang lebih baik dengan berbagai rintangan yang ditemui dalam setiap perjalanannya untuk mencapai suatu keberhasilan. Alur cerita tersebut penulis terapkan dalam model pembelajaran Discovery Learning yang dikolaborasikan dengan metode pembelajaran Games Based Learning.

Selain itu penulis juga mengkombinasikan pembelajaran dengan memberikan contoh kontekstual yaitu kain tapis, dimana kain tapis merupakan kain tradisional masyarakat lampung, kemudian ragam kain tapis ini untuk dijadikan sebagai bahan tayang untuk diberikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan masyarakat lampung dan dikaitkan dengan materi barisan aritmatika.

Maka dari itu penulis mencoba melakukan perubahan mengajar, penulis awali dengan memberikan tes diagnosis awal yaitu gaya belajar peserta didik pada awal masuk sekolah dengan hasil menunjukkan gaya belajar peserta didik sebagai berikut: Auditori 5 orang, Visual 17 orang, Kinestetik 3 orang, Visual Auditori 3 orang, Audio Kinestetik 2 orang, dan Visual Auditori Kinestetik 2 orang. Kemudian penulis juga melakukan tes kognitif  kemampuan awal peserta didik di awal sebelum masuk ke materi baru dengan hasil 9 siswa dengan deskripsi pemahaman utuh, 16 siswa dengan deskripsi pemahaman sebagian dan 9 siswa dengan deskripsi tidak paham. Dari hasil tersebut penulis memiliki gambaran dengan keadaan peserta didik di kelas tersebut.

Praktik baik ini dilakukan di kelas X Merdeka 7 Semester 1 SMAN 1 Katibung. Praktik baik ini berjudul JourneyMatics: Strategi “TaPIs – WaRaHAn” dalam mewujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi. TaPIs - WaRaHAn kependekan dari peTa Petualangan Inspiratif Wawasan Ragam Hasil analisis barisAn aritmatika.Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


Pra Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan praktik pembelajaran penulis terlebih dahulu memberikan angket gaya belajar peserta didik di kelas pada awal pertemuan atau awal masuk sekolah, angket ini disebar dengan menggunakan link google form, kenapa menggunakan google form? Iya, di era serba digital ini teknologi sangat mendukung dalam pembelajaran selain itu kita juga dapat menghemat kertas dan anggaran kemudian menggunakan google form juga dapat mempermudah pengumpulan dan pengolahan informasi yang telah diberikan oleh peserta didik. Kemudian untuk mengetahui kemampuan awal penulis memberikan tes kognitif kemampuan awal peserta didik dengan menggunakan quizizz.


Pendahuluan


Mengucapkan salam

Saat akan memulai pembelajaran guru dan peserta didik mengucapkan salam.


 Menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta didik

Menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta didik


Menanyakan kesiapan peserta didik

Guru membuat pertanyaan pemandu untuk mengetahui keadaan dan kesiapan peserta didik sebelum pembelajaran berlanjut dengan menggunakan padlet.

 

Ice Breaking

Pada saat pembelajaran guru melakukan ice breaking untuk menghilangkan rasa kejenuhan, kebosanan, dan mengantuk. Hal ini juga upaya untuk salah satu tindak lanjut kesiapan belajar peserta didik.

 

Apersepsi

Sebelum melanjutkan pembelajaran guru melakukan apersepsi terlebih dahulu dengan menanyakan materi sebelumnya kepada peserta didik yang ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari. 

 

Tujuan Pembelajaran

Dalam tahap ini guru menyampaikan empat tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik.

 

Motivasi

Guru memotivasi peserta didik dengan cara memberikan keyakinan kepada peserta didik jika mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik maka akan mudah memahami materi pelajaran.

 

Pemahaman Bermakna, dan Pertanyaan Pemantik

Guru memberikan pemahaman bermakna kepada peserta didik yaitu bahwa materi tersebut dapat diaplikasikan dalam dunia pekerjaan, usaha, dan dalam kehidupan sehari-hari yang lainnya. Lalu, guru memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik antusias dan sedikit paham bahwa pembelajaran yang akan dipelajari.


Alur pembelajaran

Guru menjelaskan alur kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan secara bersama-sama.

 

Kegiatan Inti

Model Pembelajaran Discovery Learning memiliki sintaks sebagai berikut:

1.      Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Peserta didik diberi bahan tayang berupa macam-macam bentuk motif Tapis Lampung. Kemudian guru memberikan pertanyaan pemandu untuk menemukan jenis tapis yang motifnya dapat dikaitkan dengan materi barisan aritmatika. Kemudian guru juga memberikan contoh nyata tapis dalam bentuk topi/peci khas lampung. Agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. pada tahap ini juga guru memberikan sebuah permasalahan untuk menstimulus peserta didik.

 

2.      Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah)

Pada tahap ini guru memberikan sebuah pertanyaan dari suatu permasalahan yang disajikan nantinya akan dipecahkan oleh peserta didik. Dalam hal ini pertanyaan berkaitan dengan ragam pola tapis yang diambil salah satu contohnya, kemudian guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan permasalahan tersebut. Peserta didik memberikan pendapat jawaban yang nantinya akan dibuktikan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

 

3.      Data collection (pengumpulan data)

Peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, mengamati objek, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Pada tahap ini kegiatan pengumpulan data dikolaborasikan dengan metode games based learning seperti berpetualangan yaitu langkah-langkahnya, pertama peserta didik dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan hasil tes kognitif kemampuan awal. Setiap kelompok diberi satu kertas tebak kata lokasi pada awal petualangan, kemudian jika sudah mendapatkan jawaban kelompok tersebut menuju lokasi yang dimaksud dan menemukan scan barcode yang harus di scan, Kelompok 1 (di depan lab.komputer), Kelompok 2 dan 3 (di depan mushola), kelompok 4 dan 5 (di depan perpustakaan). Pada lokasi ini kelompok menscan barcode berisi video pembelajaran yang menjelaskan materi barisan aritmatika,video pembelajaran tersebut dibuat sendiri oleh penulis,  lalu peserta didik mengerjakan LKPD berkaitan dengan video pembelajaran tersebut. Setelah peserta didik selesai mengerjakan LKPD di lokasi 1, kemudian peserta didik menscan barcode kembali yang tersedia di bagian akhir LKPD untuk lokasi 1 guna menuju lokasi ke dua, di lokasi kedua ini semua kelompok berkumpul menjadi satu lokasi, lokasi kedua ini yaitu di depan lab. komputer, di lokasi ini peserta didik melakukan praktik menemukan konsep barisan aritmatika dengan cara menyusun sedotan/pipet dengan dipandu LKPD yang disediakan oleh guru. Setelah kegiatan di lokasi 2 selesai, kelompok menscan barcode kembali untuk menuju lokasi ke 3, lokasi yang ketiga yaitu di dalam lab. komputer, di lokasi ini kelompok melakukan praktikum menggunakan aplikasi geogebra yang telah terinstal di komputer lab. komputer sekolah. Setelah selesai praktikum di lab.komputer semua peserta didik kembali ke kelas sebagai lokasi ke 4 untuk melanjutkan kegiatan.

 

4.      Data processing (pengolahan data)

       Pada tahap ini peserta didik mengolah informasi yang didapat pada tahap sebelumnya, yaitu pada setiap lokasi peserta didik mengumpulkan data kemudian peserta didik mengolahnya dengan cara berdiskusi kelompok sedangkan guru melakukan bimbingan pada saat peserta didik melakukan pengolahn data. Pada tahap ini juga guru memberikan bimbingan untuk kelompok yang membutuhkan bimbingan guru sebagai salah berdiferensiasi proses.


5.      Verification (pembuktian)

    Pada tahap ini peserta didik melakukan presentasi dan membandingkan hasil diskusi antar kelompok untuk memverifikasi penyelesaian masalah di awal.

 

6.      Generalization (menarik kesimpulan)

Pada tahap ini guru dengan memperhatikan hasil verifikasi kemudian peserta didik menyimpulkan dibantu dengan guru tentang materi pada pembelajaran yang telah dipelajari. Pada tahap ini juga guru dan peserta didik bersama-sama menyamakan persepsi sehingga mendapatkan kesimpulan yang sesuai.


Penutup

Pada tahap ini sebelum ditutup guru memberikan asesmen formatif yaitu dengan menggunakan quizizz mode kertas, dengan mode kertas ini peserta didik hanya menggunakan kertas barcode saja tidak menggunakan ponsel dan kuota, untuk menghindari keluhan peserta didik tentang ponsel dan kuota karena dari awal pembelajaran peserta didik menggunakan ponsel dan kuota, dengan asesmen formatif dengan model ini peserta tidak terasa tegang sehingga menimbulkan rasa yang menyenangkan, setelah kuis pemahaman selesai guru dan peserta didik sama-sama merefleksikan pembelajaran yang telah dilalui, setelah selesai ditutup dengan salam.


 Refleksi, Evaluasi, dan Tindak lanjut

Setelah melaksanakan praktik baik pembelajaran berdiferensiasi dengan judul JourneyMatics: Strategi “TaPIs – WaRaHAn” dalam mewujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi, ada beberapa hal yang menjadi catatan:

  1. pembelajaran yang tadinya hanya berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik
  2. peserta didik terlihat senang setelah pembelajaran karena pembelajaran tidak hanya satu strategi saja, tetapi memfasilitasi semua peserta didik dengan gaya belajarnya masing-masing. Kemudian pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar kelas.
  3.  saat kegiatan menggunakan aplikasi geogebra di lab komputer peserta didik masih ada yang kesulitan mengoperasikan komputer karena untuk belajar tentang TIK masih kurang saat di tingkat bawah.
  4. merasa tertantang untuk melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran di setiap pertemuannya.
  5. berbagi dan berkolaborasi dengan teman sejawat dan guru-guru lainnya. 

Video ini saya ikutkan dalam Apresiasi GTK tahun 2023.


#PusdatinKemendikbudristek
#BLPTKemendikbudristek
#MerdekaBelajar
#PembaTIK2023
#SahabatTeknologiKemendikbudristek
#PlatformMerdekaMengajar

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Enjoy Mathematics_Ajat Sudrajat - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -